Ramadhan kali ini bisa dibilang penuh keberkahan buat Mbak Turis. Hampir 10 tahun, sejak saya bekerja di salah satu televisi swasta, tak pernah rasanya saya bisa menikmati sahur, buka puasa atau bahkan merayakan idul fitri bersama keluarga.
Tak seperti orang normal, pekerjaan ini menuntut saya untuk lebih lekat dengan pekerjaan. Tadinya saya iri dengan orang lain, tapi akhirnya saya sampai pada kesadaran bahkan akan ada hikmah dalam semua peristiwa.
Tak seperti orang normal, pekerjaan ini menuntut saya untuk lebih lekat dengan pekerjaan. Tadinya saya iri dengan orang lain, tapi akhirnya saya sampai pada kesadaran bahkan akan ada hikmah dalam semua peristiwa.
Pada suatu massa akhirnya saya merasakan apa yang dirasakan orang kebanyakan.
Mungkin kamu sudah baca curhatan Mbak Turis, nah dampak dari mutasi kerja itu ternyata saya justru mendapatkan lebih banyak rezeki dan berkah. Terutama di bulan Ramadhan ini.
BACA JUGA: Berdamai dengan Perubahan
Bayangkan saja, saya bisa sahur di rumah, jam empat sore sudah di rumah, menyiapkan buka puasa, kadang saya masih sempat menghadiri acara bareng teman-teman Blogger.
Ibadah lebih khusyuk karena rasanya Mbak Turis malu sama Tuhan, kalau ditengah 'banjir' berkah kok malah malas beribadah.
Ibadah lebih khusyuk karena rasanya Mbak Turis malu sama Tuhan, kalau ditengah 'banjir' berkah kok malah malas beribadah.
Mungkin kamu juga pernah membaca kisah saya yang tiap tahun lebaran di kantor, tapi ternyata tahun ini saya merasakan makna Ramadhan dan Idul Fitri yang lebih syahdu dan terkenang di hati.
BACA JUGA: Lebaran di Kantor? Siapa takut!
Kalau pun tahun depan tak bisa lagi terulang, Mbak Turis sudah merasa beruntung bisa melalui Ramadhan tahun ini dengan penuh makna. Alhamdulillah ya Rob!
Selamat merayakan hari kemenangan. Mohon Maaf Lahir dan Bathin. Semoga selalu ada moment bermakna di Idul Fitri untuk mu.
Liebe,
Turis Cantik